Jumat, 06 Januari 2012

Perang Tersingkat dan Terlama Dalam Sejarah

Perang Tersingkat Dalam Sejarah


The Anglo-Zanzibar War
Perang unik antara Inggris vs Zanzibar pada 27 Agustus 1896, hanya berlangsung selama 40 menit. Ini merupakan perang terpendek dalam catatan sejarah. Pemicu perang adalah kematian pro Inggris, Sultan Hamd bin Thuwaini melawan penggantinya,Sultan Khalid bin Barghash. Sesuai perjanjian yang ditandatangani tahun 1886, pengganti Sultan harus persetujuan konsul Inggris, namun Khalid melanggar perjanjian tersebut, tanpa persetujuan Inggris Khalid naik tahta. Inggris berang, dan memberi ultimatum untuk turun tahta, namun Khalid tak mengindahkan. Sebaliknya, merespon ultimatum Inggris, Khalid mengerahkan angkatan bersenjatanya dan membaricade istananya dari serangan Inggris.
Inggris berang! Sikap menantang Khalid dijawab Inggris dengan serangan di pagi hari tgl 27 Agustus. Inggris membombardir Istana Khalid dan mencerai beraikan pasukan yg menjaga istana. Setidaknya ada 500 korban dari pihak Khalid, sementara hanya satu prajurit angkatan laut Inggris yang cidera. Perang singkat itu hanya berlangsung 40 menit. Sultan Khalid pun bertekuk lutut!



Perang Terlama Dalam Sejarah


1.Belanda vs Kepulauan Scilly
Perang ini luar biasa lama, 335 tahun (1651-1986), antara Belanda vs Kepulauan Scilly. Perang Seratus Tiga Puluh Tiga dan Lima Tahun barangkali merupakan perang terlama yang tercatat dalam sejarah. Perang ini terjadi antara Belanda dan Kepulauan Scilly. Meskipun berlangsung selama tiga ratus tiga puluh lima tahun namun sejatinya telah terjadi gencatan senjata dimana dalam kurung waktu tersebut tidak ada satu senjata pun yang ditempatkan dan dengan jumlah korban perang paling sedikit. Perang berakhir pada tahun 1986 ketika disepakati kesepakatan damai. Perang ini bermula dari perang Saudara di Inggris antara kelompok royalis dan Parlemen (1642-1652). Kelompok Parlemen yang dipimpin oleh Oliver Cromwell berhasil mendesak kelompok Royalis hingga hanya bertahan di benteng Cornwall. Pada tahun 1648, Cromewell berhasil menguasai Cornwall dan ini berarti seluruh tanah Inggris dikuasai oleh kelompok Parlemen. Kelompok royalis memiliki asset utama yakni angkatan laut yang memberi pengakuan terhadap Pangeran Wales. Ketika terdesak angkatan laut Royalis terpaksa mundur di kepulauan Scilly, terletak di lepas pantai Cornish dan seterusnya tetap berhada di bawah kelompok Royalis, Sir John Grenville. Dalam perang tersebut Angkatan Laut Amerika dan Aliansi Provinsi Belanda bersekutu dengan kelompok parlemen. Bergabungnya Belanda dalam perang tersebut bertujuan untuk memperkuat aliansi dengan Inggris yang telah terbangun sejak Perang Delapan Puluh Tahun (1568-1648). Perjanjian Münster (30 Januari 1648) menandai kemerdekaan Belanda dari Spanyol. Belanda memilih bersekutu dengan kelompok parlemen karena dinilai mempunyai kemungkinan menang paling besar. Namun dalam perang tersebut Belanda menderita kerugian besar akibat gempuran dari armada Royalis yang berbasis di Scilly. Pada 30 Maret 1651, Laksmana Maarten Harpertszoon Tromp tiba di Scilly untuk menuntut ganti rugi dari armada Royalis untuk kapal Belanda dan barang-barang yang diambil. Namun tidak dicapai kata sepakat sehingga Belanda menyatakan Perang secara khusus terhadap kepulauan Scilly, karena sebagian besar dari Inggris sudah dikuasai oleh Parlemen. Pada tahun itu juga (Juni 1651) kelompo Royalis menyerah terhadap pasukan Parlemen yang dipimpin oleh Admiral Robert Blake. Ini berarti armada Belanda tidak lagi berada dengan ancaman. Namun karena ketidakjelasan deklarasi satu bngsa perang melawan sebagian kecil lain Belanda tidak secara resmi menyatakan perdamaian. Hal ini yang mengakibatkan Belanda dan kepuluan Scilly tetap berada dalam situasi perang. Pada tahun 1985, Roy Duncan, sejarawan dan Ketua Dewan Kepulauan Scilly, menulis surat kepada Kedutaan Besar Belanda di London untuk membuang “mitos” bahwa pulau-pulau tersebut masih kondisi berperang dengan Belanda. Duncan mengundang Duta Besar Jonkheer Rein Huydecoper untuk mengunjungi pulau-pulau dan menandatangani perjanjian damai. Perdamaian diumumkan pada tanggal 17 April 1986, 335 tahun setelah perang “” mulai. Duta Besar bergurau bahwa itu pasti mengerikan ke Scillonians “untuk mengetahui kita bisa menyerang setiap saat


2.The Hundred Years’ War
The Hundred Years’ War (perang 100 tahun) antara Perancis dan Inggris pada tahun 1377. Meski dikenal dengan nama Perang 100 tahun, tapi perang itu sebenarnya berlangsung selama 116 tahun.Perang Seratus Tahun adalah sebuah konflik bersenjata sepanjang 116 tahun antara Kerajaan Inggris dan Perancis, yang berawal pada 1337 dan berakhir pada 1453. Meski perang ini berlangsung sepanjang masa kekuasaan lima raja Inggris dan lima raja Perancis (Valois), masa ini bukanlah peperangan yang terjadi terus-menerus, melainkan rangkaian kampanye yang dipisahkan kadang oleh masa gencatan senjata yang panjang atau konflik bertekanan tinggi, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Perang ini kebanyakan terjadi di Perancis, dan meski ia mirip sebuah perang saudara Perancis maupun konflik internasional, sejarawan Philippe de Vries memperkirakan perang ini telah "terjadi pada sekitar tingkat provinsi". Fernand Braudel, yang mengutipnya, menambahkan bahwa "Inggris berperan sebagai sebuah provinsi (atau sekelompok provinsi) dalam unit Inggris-Perancis" yang merupakan medan perang sekaligus sebuah hadiah (Braudel 1984 hal. 353). Perang ini penting karena penggunaan senjata dan taktik baru yang mengakhiri zaman ksatria, kehadiran pasukan tentara pertama di Eropa Barat sejak masa Kekaisaran Romawi Timur, perubahan dalam peran para orang-orang bijak dan rakyat miskin, dan perkembangan penting dalam pertumbuhan bangsa dan monarki baru secara rata-rata. Perang ini sering dipandang sebagai salah satu konflik terpenting dalam peperangan zaman pertengahan.

0 komentar:

Posting Komentar