Minggu, 08 Januari 2012

Caligula The Mad Emperor

Overview :

Kaisar Romawi ketiga, Gaius Caesar Augustus Germanicus atau biasa dikenal sebagai Caligula, adalah salah satu figur paling unik yang didokumentasikan oleh sejarah dunia.

Membuka rumah bordil di istananya, memperkosa siapa saja dan dimanapun dia inginkan, mengangkat kuda kesayangannya menjadi imam besar di sebuah kuil, memerintahkan rakyatnya untuk bunuh diri adalah sebagian dari kegilaan - kegilaan yang dia lakukan.

Pemerintahannya yang singkat dan misterius hanya didokumentasikan oleh penulis - penulis seperti Seutonius dan Tacitus, dimana kesemuanya mengantagonisasikan sosok Caligula. Ini mengakibatkan ketidakjelasan akan kejadian - kejadian dalam kehidupannya.

Satu yang pasti, seorang Caligula akan selalu menjadi tokoh yang kontroversial dalam mata sejarah.



I. Birth and Tragedies

31 Agustus tahun 12 Masehi, di sebuah resor di Antium, Gaius lahir sebagai putra ketiga dari pasangan Germanicus, komandan perang penakluk Germania yang terkenal pada masa awal kekaisaran Romawi dan Agrippina yang merupakan sepupu Germanicus sendiri dan putri dari Marcus Vipsanius Agrippa, teman baik kaisar Augustus, dan jendral perang yang berhasil menaklukkan Mesir setelah perang di Actium yang menjadi titik akhir pergantian Roma dari republik menjadi kekaisaran.

Pada saat ia berumur 2 atau 3 tahun, Gaius menemani ayahnya, Germanicus dalam penyerangan ke utara. Prajurit - prajurit yang dikomando oleh ayahnya senang mendandani Gaius dengan pakaian serdadu romawi yang berukuran "mini". Salah satu bagian dari pakaian tersebut adalah sepatu yang disebut "Caliga". Dari sini lah, panggilan "Caligula" berasal, namun dia sendiri tidak menyukai nama panggilan ini. Namun begitu, para prajurit tidak mempermasalahkan ini dan memanjakannya.

Masa kecilnya jauh dari bahagia. Pada 10 Oktober tahun 19 Masehi, ayahnya meninggal karena keracunan beberapa saat setelah dia bertengkar dengan Piso, gubernur Syria. Banyak yang mengatakan bahwa Tiberius, kaisar Romawi kedua yang menjabat saat itu, dan merupakan paman dari ayah Caligula. Dikatakan Tiberius iri dengan popularitas Germanicus dan menganggapnya sebagai ancaman lalu berkomplot dengan Piso untuk meracuninya. Piso sendiri pada akhirnya bunuh diri .

Tiberius, sebelum diangkat menjadi kaisar, adalah seorang jendral yang sangat terkenal, yang berhasil membangun banyak fondasi untuk kampanye militer Roma. Dia memerintah dengan baik pada awal tahun pemerintahannya, namun pada akhirnya dia semakin paranoid dan takut dengan konspirasi - konspirasi yang akan menjatuhkannya. Atmosfir ketakutan ini pun menyebar ke seluruh ibukota, dan semakin parah saat kematian Germanicus yang secara tidak langsung menyerang reputasi sang kaisar sendiri.

Setelah kematian ayahnya, hubungan ibunya, Agrippina dengan sang kaisar, Tiberius pun memburuk. Tiberius melarangnya untuk menikah lagi, karena takut jika suami baru Agrippina akan menjadi ancaman kepadanya.

Tahun 26 Masehi, Tiberius yang lelah dengan politik, akhirnya menyerahkan Roma untuk diperintah oleh Sejanus, orang kepercayaannya dan komandan Praetorian, sementara dia sendiri pindah ke Capri.

Caligula, yang telah menjadi remaja pada tahun 27 Masehi, dikirim untuk hidup bersama nenek buyutnya ( Ibu Tiberius ) yang bernama Livia, sampai tahun 29 Masehi, Livia meninggal dan Agrippina serta kakak laki - laki Caligula, Nero diasingkan oleh Tiberius. Tepat setahun kemudian, satu lagi kakaknya, Drusus ikut dipenjara, lalu Nero akhirnya bunuh diri.

Tragedi - tragedi ini akhirnya merusak pikiran Caligula secara perlahan. Tahun 31 Masehi, dia akhirnya diminta untuk tinggal bersama sang kaisar sendiri di Capri.

Sementara itu, di Roma, Sejanus yang merencanakan kudeta akhirnya dieksekusi dengan perintah dari Tiberius, dan kejadian ini semakin mencoreng reputasinya, karena sementara Sejanus memerintah di Roma, Tiberius dikatakan menjalani hidup hedonistik selama berada di Capri. Kini posisi Sejanus sebagai komandan Praetorian digantikan oleh Macro.

Kembali ke Caligula yang kini tinggal bersama Tiberius yang mengangkatnya sebagai cucu. Selama tinggal bersama Tiberius, cukup mengejutkan bahwa Caligula terkesan sangat patuh kepadanya, dan berhasil menyembunyikan semua perasaan dendamnya kepada Tiberius. Caligula sendiri akhirnya berteman baik dengan Macro.

Tahun 33 Masehi, akhirnya Agrippana, ibu Caligula dan Drusus, kakak Caligula, meninggal di penjara.

Tiberius yang kini sudah berusia 75 tahun pada tahun 35 Masehi, pun akhirnya menunjuk Caligula dan cucunya sendiri Gemellus sebagai calon penerusnya.

2 tahun kemudian, Tiberius meninggal, dan dikatakan bahwa Macro, membekapnya dengan bantal saat dia sedang tidur hingga Tiberius mati kehabisan nafas atas perintah Caligula dan, Caligula sendiri akhirnya diangkat menjadi kaisar Romawi ketiga.



II. Third Emperor of Rome

Rakyat Romawi menyambut Caligula yang kini berusia 25 tahun dengan baik saat dia diangkat menjadi calon penerus Tiberius, karena dia adalah putra dari Germanicus yang legendaris, dan bukan keturunan Tiberius yang reputasinya sudah sangat buruk di mata penduduk Roma.

Semua mengelu - elukannya setelah tahun - tahun penuh kegelapan bersama Tiberius yang paranoid.

Dia pun memberikan donasi kepada pihak militer, mengangkat kembali derajat keluarganya yang telah dicoreng oleh Tiberius. Dia bahkan pergi ke penjara tempat ibu dan kakak - kakaknya diasingkan dan memindahkan jenazah mereka ke tempat yang layak. Kemudian, ia menghilangkan hukuman - hukuman dan perpajakan liar yang dirancang oleh Tiberius yang telah menyebarkan atmosfir ketakutan di Roma.



III. Mouth of Madness

Setelah 6 bulan pemerintahan yang stabil, akhirnya pada Oktober tahun 37 Masehi, Caligula jatuh sakit hingga koma. Seluruh kekaisaran cemas dan khawatir akan kesehatannya.

Saat dia sembuh, dia bukan lagi orang yang sama.

Sekarang dia menderita insomnia kronis, dan hanya mampu tidur beberapa jam saat malam, dan sering mengalami mimpi buruk. Dia sering berjalan - jalan sendiri di istana hanya untuk menunggu matahari terbit.

Dia akhirnya jatuh cinta pada adik perempuannya sendiri, Drusilla yang sebenarnya sudah menikah dan memerintahkannya untuk meninggalkan suaminya. Ia lalu memberitahu rakyatnya yang terkejut tentang ini. Caligula mengatakan bahwa hal ini adalah sangat pantas. Ia memberi alasan bahwa pada jaman dulu para Firaun juga telah melakukan hal seperti ini dan karena Romawi memerintah Mesir, maka perbuatannya adalah sesuatu yang lumrah.

Setahun kemudian, dia mengeksekusi Macro yang telah mendukungya karena takut akan pengaruhnya yang semakin besar.

Sesegera mungkin, dia berniat menyingkirkan Gemellus untuk menghindari ancaman kepada kekuasaannya. Dia pun memerintahkan Gemellus yang saat itu baru berusia 18 tahun untuk bunuh diri di sebuah pesta.

Claudius, pamannya, dan saudara kandung Germanicus, diangkat menjadi konsul karena penampilannya yang mirip dengan ayah Caligula. Meskipun begitu, dia selalu disiksa oleh Caligula, dengan diolok - olok, memaksa dia mempersembahkan sejumlah uang dan dipermalukan di depan senat.

Walaupun merupakan pemimpin yang awalnya populer karena memotong banyak pajak - pajak yang memberatkan rakyat, dan membantu korban bencana dengan sumbangan, akhirnya dibenci oleh senat karena tingkahnya yang semakin hedonistik.

Setahun kemudian, Roma dilanda krisis ekonomi. Dikatakan ini dikarenakan sumbangan - sumbangan yang diberikan oleh Caligula dan keborosannya dalam menggunakan kas negara untuk keperluan pribadi.

Dia pun mulai menuduh dan membunuh orang untuk disita kekayaannya, menjual budak untuk pertunjukan Gladiator dan bahkan membuka rumah bordil di istananya sendiri.

Kegilaannya semakin menjadi - jadi ketika dia memerintahkan pembangunan altar untuk memuja dirinya. Dan ketakutan rakyat Roma pun mencapai puncak ketika dia membangkitkan kembali sistem hukuman yang dirancang oleh Tiberius pada tahun - tahun akhir pemerintahannya.

Drusilla akhirnya meninggal pada tahun 39 Masehi saat berusia 22 tahun. Caligula pun mengangkat derajatnya sebagai dewi, dan memberikannya nama Panthea.

Setelah kematian adiknya, Caligula menikahi Julia Claudilla yang mati muda dan setelah kematiannya, Caligula menghadiri sebuah pernikahan temannya dimana ia akhirnya memaksa sang pengantin wanita, Livia Orestilla untuk menikah dengannya namun akhirnya bercerai beberapa hari setelahnya. Setelah itu, dia menikah dengan Lollia Pollina, seorang wanita kaya sebelum akhirnya menceraikannya dan akhirnya menikah lagi dengan seorang wanita bernama Caeconia.Caligula sering terlibat dalam hubungan seks homoseksual dengan laki-laki, misalnya Lepidus, saudara angkatnya.



IV. Caligula's campaigns
meskipun berada dalam krisis finansial dan bahkan bencana kelaparan, caligula tetap memerintahkan pembangunan dimana - mana. Salah satunya adalah pembangunan pelabuhan di regium dan sisilia yang akhirnya berhasil mengurangi pengaruh dari bencana kelaparan.

Dia juga membangun kuil untuk kaisar agustus dan theater pompey, lalu memperbaiki dinding kota syracuse.

Beberapa saat kemudian, caligula pun memerintahkan aneksasi kerajaan mauritania, dan berhasil dengan cara mengundang sang raja, ptolemy ke roma, dan membunuhnya di tempat.

Caligula pun berniat melanjutkan ekspansi yang belum sempat diselesaikan oleh ayahnya, germanicus ke utara, salah satunya ke britannia ( inggris ), namun ia lupa memerintahkan pengiriman kapal untuk menyebrangi selat inggris. Namun, dia tidak memerintahkan pengiriman atau pembuatan kapal. Dia malah menyuruh prajurit - prajuritnya mengumpulkan kerang dan mengatakan bahwa dia telah berhasil mengalahkan laut itu sendiri, sementara para prajurit, senat dan rakyatnya heran dengan klaim ini.

Ia pun pernah memerintahkan sebagian prajuritnya untuk mengecat merah rambut mereka, dan berdandan dan berbahasa layaknya orang germania dan akhirnya pulang ke roma seperti tahanan perang.

Para prajurit yang sudah berdandan seperti orang barbar tersebut pun mengira mereka akan diberikan hadiah, namun harapan mereka salah, karena caligula memerintahkan mereka semua untuk dibunuh.

Caligula pun menganggap dirinya berhasil memenangkan perang dengan "menangkap" begitu banyak "tahanan". Senat yang ketakutan pun mengadakan pesta untuk menghormati "kemenangan imajinasi"-nya.



V. Claims of divinity
setelah altarnya selesai dibangun pada tahun 40 masehi, dia pun sering mendandani dirinya selayaknya dewa. Pada suatu pertemuan, dia memerintahkan para undangan untuk memanggilnya jupiter, dewa tertinggi dalam mitologi roma.

Tak lama setelah itu dia memerintahkan pemotongan pada kepala patung - patung dewa di yunani dan mengantinya dengan pahatan bentuk kepalanya sendiri.

Dikatakan, dia ingin dipuja sebagai neos helios, dewa matahari.

Memerintahkan orang untuk bunuh diri akhirnya menjadi kegemaran caligula. Banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diperintahkannya untuk mengakhiri hidup mereka sendiri. Dengan memerintahkan hal itu, rasa kedewaan caligula semakin menjadi-jadi. Ketika suatu malam dia duduk dalam acara perjamuan bersama kawan-kawannya, ia sekonyong-konyong meledak tertawa. Lalu ia menjawab pertanyaan atas tingkahnya itu, ia berkata,” aku sedang berpikir bahwa hanya dengan satu anggukan kepala, aku dapat menitahkan leher kalian digorok!” pernyataan itu langsung menghilangkan suasana riang pesta.

Dia pun mendirikan kuil untuk kuda kesayangannya, incitatus, dan mendandaninya dengan sangat mewah, lalu mengangkatnya sebagai imam besar. Caligula pun mendirikan sebuah kandang mewah yang terbuat dari marmer lengkap dengan kursi dan tempat tidur, dimana incitatus tidak pernah menginjakkan kakinya sama sekali.

Kegilaannya semakin menjadi - jadi. Dia sering menyabotase pernikahan , memperkosa istri siapa saja, mengadakan pesta seksual besar - besaran di tempat umum dan membunuh untuk kesenangannya sendiri.

Seorang penduduk roma pernah mengkritisinya, dan caligula pun menangkapnya dan memerintahkan agar dia dicambuk dengan rantai besi. Dan dia diperlakukan seperti ini selama 3 bulan sebelum akhirnya dieksekusi dan mayatnya dipajang di depan umum.

Pengkritik lain juga diperlakukan tidak lebih baik. Dia dan istrinya dibunuh, dan anaknya yang masih anak - anak akhirnya diperkosa oleh caligula.

Suatu ketika, kontes gladiator sedang kekurangan budak untuk dipertarungkan dengan binatang buas. Caligula yang kebosanan pun memerintahkan para penonton yang duduk di 5 baris pertama kursi koloseum untuk dipertarungkan dengan dengan binatang - binatang tersebut. Akhirnya terjadi pembantaian di dalam koloseum sementara caligula tertawa terbahak - bahak.



VI. Death
tahun 41 masehi, caligula berumur 28 tahun, namun dia tampak layaknya orang tua karena vitalitasnya yang telah terkuras akibat pesta seks dan kehidupan hedonistiknya selama beberapa tahun terakhir.

Selama pemerintahannya, sudah ada 3 kali konspirasi untuk mengakhiri hidup caligula, 2 diantaranya berhasil digagalkan, dan yang ketiga dan yang terakhir akhirnya berhasil mengakhiri hidupnya.

Para konspirator menemukan 1 orang yang secara sukarela menawarkan diri untuk menjadi inisiator atau pembunuh langsung sang kaisar, yakni cassius chaerea, seorang perwira praetorian yang sering dipermalukan oleh caligula.

24 januari tahun 41 masehi, chaerea pun melaksanakan rencana pembunuhan ini bersama beberapa perwira lainnya. Sesampainya di istananya, para perwira ini pun segera menyerang caligula yang lengah. Dia ditusuk 30 kali sebelum akhirnya tewas.

Tak lama kemudian istrinya, caeconia dan anaknya dibunuh juga. Sang anak yang masih bayi dibunuh dengan dihentakkan kepalanya hingga tengkoraknya retak.

Ironis, karena caligula dibunuh oleh seorang praetorian, yang telah membantunya dalam mencapai kekuasaan pada awalnya, namun akhirnya dieksekusi atas perintahnya.

Caligula memerintah selama 3 tahun 10 bulan.



VII. Aftermath
setelah kematian caligula, para konspirator berharap dapat membangkitkan kembali republik dan menggulingkan kekaisaran. Chaerea pun mulai mengumpulkan bantuan dari kaum praetorian, namun gagal karena keseluruhan pihak militer tetap setia kepada kekaisaran.

Akhirnya pihak militer mengangkat claudius, paman caligula sebagai kaisar romawi keempat, dan claudius memerintahkan eksekusi atas chaerea dan konspirator lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar