Senin, 29 April 2013

Kehidupan Malam di Yogyakarta

Sebuah ironi memang jika Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar juga menyimpan cerita tentang kehidupan prostitusi yang sudah bukan merupakan rahasia umum. Bahkan banyak pelajar dan mahasiswa di Yogyakarta yang terjebak dalam kehidupan prostitusi. Simak cerita kehidupan prostitusi di Yogyakarta akan berbadi tentang cerita tentang kehidupan prostitusi di Yogyakarta. Sungguh ironis memang Yogyakarta yang terkenal dengan sebutan sebagai Kota Pelajar, namun juga menyimpan cerita kehidupan malam yang gelap. berikut.

Di Yogyakarta Mereka Disebut 'Ciblek'
CIBLEK. Itu sebutan untuk pelacur ABG di Yogyakarta. Singkatan dari cilikan betah melek.

Rinda, adalah salah satu ciblek yang hampir setiap hari mangkal di sebuah mal kawasan Malioboro. Ia putri seorang dosen sebuah perguruan tinggi terkenal di Yogyakarta.
Gadis manis satu ini minggat dari rumah orang tuanya karena merasa terlalu dikekang. "Di rumah terlalu banyak larangan. Tidak boleh ini, tidak boleh begitu. Rasanya seperti di penjara," katanya.
Karena itu ia memilih untuk tinggal di rumah kos. "Rasanya lebih bebas. Bisa melakukan apa saja. Pokoknya seenak sayalah," ujarnya sambil tertawa lepas.
Ia sangat menikmati kehidupannya sebagai ciblek "Naik mobil, tidur di hotel, makan di tempat yang mewah, dan sebagainya," katanya.
Kendati melek sampai larut malam, Rinda terbiasa bangun pagi-pagi untuk berangkat sekolah. Ia sangat pandai menyembunyikan 'profesinya'. Kalaupun kepergok teman sekolah atau tetangganya di mal tersebut, ia tidak terlalu khawatir. Karena di Yogyakarta terlalu banyak anak-anak remaja yang nongkrong di pusat-pusat keramaian seperti itu.
Lalu bagaimana cara Linda menggaet pria hidung belang? "Tidak terlalu susah. Saya tahu dari cara dia melirik. Lalu saya senyum sedikit, dia juga tersenyum. Biasanya kalau pria sudah tersenyum, langsung mendekatkan diri. Ya kemudian jalan," cerita Rinda.


Para ciblek di Yogyakarta memiliki beberapa tempat mangkal. Mereka bisa ditemukan di sebuah mal di kawasan Malioboro, di Jl Perwakilan atau di kawasan Senisono.
Para remaja yang biasa nongkrong di tempat tersebut, menurut Rinda, rata-rata ciblek. Antara pelajar dan mahasiswi, punya kelompok sendiri-sendiri, sehingga tidak saling mengusik.
Untuk mendekati mereka, sebenarnya tidak terlalu gampang, meski tidak sulit. Para ciblek ini biasanya lebih suka diajak berkenalan, makan-makan baru kemudian transaksi.
"Tapi kami bukan pelacur," katanya. Ia menyebut dirinya sebagai gadis remaja yang mencari kesenangan. "Kalau pelacur, kan mau dibawa ke mana saja dan oleh siapa saja yang penting diberi uang," ujarnya.
Tapi Rinda selalu memilih-milih teman kencannya. Dia lebih suka pria yang ganteng dan berpenampilan rapi. "Pria terlalu tua juga saya hindari. Kalau 40 tahun ke bawah okelah. Malu rasanya dengan bapak-bapak. Takut terbayang orang tua sendiri," katanya.
Khusus di kawasan mal, para ciblek bisa ditemukan di kedai makanan atau di dekat WC umum. Sedangkan di kedai kopi yang ada di kawasan itu ditemukan hombreng atau gay yang juga dari kalangan remaja.


Sedangkan di Senisono, kebanyakan adalah ciblek yang berbaur dengan anak-anak jalanan. Sementara di Alun-alun Utara lebih banyak kaum homo. Kawasan lainnya yang mulai marak dengan pelacuran anak-anak adalah Alun-alun Selatan.
Tri, 17 tahun, salah satu ciblek 'penghuni' Alun-alun Selatan. Pengalaman pertamanya melayani pria diperoleh tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Ia tinggal di Yogya Selatan yang pernah menjadi lokalisasi. "Kakek saya memang punya kopel di SG. Ibu saya juga membantu," katanya. SG merupakan sebutan untuk Sanggrahan, kawasan resosialisasi para pelacur di Yogyakarta yang kini telah tergusur untuk pembangunan terminal bus.Kendati masih sangat belia, Tri cukup pandai memainkan harga jika ada yang menawar. "Kalau mereka tanya ya saya jawab Rp 100.000 sekali main," katanya. Tapi tarif yang dipasang Tri bukanlah harga mati. Biasanya kalau sudah diajak makan atau nonton oleh calon teman kencannya, harga akan turun sampai Rp 25.000.
Soal harga, seorang pria yang sering menjadi perantara ABG di Alun-alun Selatan, mengatakan, harga bisa ditekan serendah mungkin. Bahkan bisa gratis.
Caranya? "Diakrabi dulu, ajak puter-puter, mabuk three in one baru jipan, paling mahal no ban go atau Rp 25.000, sudah bisa disebut" kata Zuma, pria muda yang sering menjembatani transaksi ABG itu.
Three in one adalah istilah untuk menyebut mabuk dengan pil, minuman keras, dan sekaligus ganja. Istilah ini sering pula diganti dengan tiga dimensi. Sedangkan ebut istilah untuk hubungan badan.
Setiap malamnya, Tri biasanya mengantongi Rp 15.000. Tapi kalau musim 'panen', penghasilannya bisa berlipat-lipat. Yang dimaksud musim 'panen', bila kegiatan besar di Yogyakarta, baik berskala nasional maupun internasional termasuk kegiatan olahraga, mereka akan mendapat banyak pesanan. "Kalau ada kegiatan seperti ini, kami bisa mendapat Rp 250.000 selama tiga hari," katanya.
Yang biasanya menggunakan 'jasa' mereka pada hari-hari biasa adalah para remaja yang rata-rata memiliki uang saku yang cukup.


Lain lagi cerita Tiyas, yang biasa mangkal di sebuah kafe di Jl Perwakilan jika yang mengajaknya itu orang yang tampak memiliki uang yang cukup banyak, mengggunakan mobil, dan bahkan melengkapi diri dengan handphone serta belum kenal, bisa mematok harga Rp 100.000 sekali main.
"Tapi kalau sudah kenal baik, harga bisa dikorting," katanya. Tapi Tiyas lebih suka berkencan dengan pria yang sudah dikenal alias telah berkali-kali berhubungan dengannya.
Menurut Tiyas yang masih sekolah di sebuah SLTA, berhubungan dengan pria yang belum dikenal terutama anak-anak sekolah atau mahasiswa, lebih banyak susah daripada enaknya.
Seperti yang pernah dialaminya, sejumlah pria remaja mengajaknya ke rumah kost, lalu diajak minum sampai mabuk. Setelah itu dikencani ramai-ramai.
"Sudah itu digabur atau dilepas begitu saja di suatu tempat yang cukup sepi," katanya.
Lokasi yang paling sering dijadikan tempat untuk nggabur adalah Ring Road Selatan, yang relatif sepi dan jauh dari pemukiman penduduk.
Setelah kejadian itu, Tiyas menceritakan kepada teman-temannya. Ternyata pengalaman serupa juga pernah dialami oleh temannya. "Jadi kalau pelajar atau mahasiswa yang datang, siap-siap saja untuk kecewa," katanya.
Bagaimana membedakan pelajar dan mahasiswa dengan pria yang sudah bekerja? "Kalau pelajar atau mahasiswa datangnya rombongan. Kalau yang sudah bekerja, biasanya sendirian," ujarnya.
Karena 'pintu' sudah tertutup untuk mahasiswa dan pelajar, menurut Tiyas, biasanya mereka mengencani pelacur liar yang biasa beroperasi di Alun-alun Utara.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA

Kami VIPQIUQIU99 AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA mengadakan SEO Kontes atau Kontes SEO yang akan di mulai pada tanggal 20 Januari 2017 - 20 Mei 2017, dengan Total Hadiah Rp. 35.000.000,- Ikuti dan Daftarkan diri Anda untuk memenangkan dan ikut menguji kemampuan SEO Anda. Siapkan website terbaik Anda untuk mengikuti kontes ini. Buktikan bahwa Anda adalah Ahli SEO disini. Saat yang tepat untuk mengetest kemampuan SEOAnda dengan tidak sia-sia, hadiah kontes ini adalah Rp 35.000.000,-

Tunggu apa lagi?
Kontes SEO ini akan menggunaka kata kunci (Keyword) VIPQIUQIU99.COM AGEN JUDI DOMINO ONLINE TERPERCAYA DI INDONESIA Jika Anda cukup percaya akan kemampuan SEO Anda, silahkan daftarkan web terbaik Anda SEKARANG JUGA! Dan menangkan hadiah pertama Rp. 10.000.000. Keputusan untuk Pemenang Akan di tentukan dengan aturan kontes SEO yang dapat dilihat di halaman ini.

Tunggu apa lagi? Ikuti kontes ini sekarang juga!

CONTACT US
- Phone : 85570931456
- PIN BB : 2B48B175
- SKYPE : VIPQIUQIU99
- FACEBOOK: VIPQIUQIU99

Posting Komentar